MBG Buka Peluang Anak Daerah Berprestasi Lewat Intervensi Gizi Usia Emas
JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto menjadi langkah strategis pemerintah dalam menciptakan kesetaraan kesempatan belajar bagi anak-anak Indonesia. MBG bukan sekadar kebijakan pemenuhan kebutuhan dasar, tapi investasi jangka panjang bagi peningkatan kecerdasan dan daya saing generasi muda.
"Intervensi gizi yang dilakukan di masa usia emas (golden age) akan menjadi fondasi penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa depan,"kata Akademisi asal Aceh dari Universitas Cipta Mandiri, Riska Riani, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, asupan gizi yang cukup akan membentuk fondasi kecerdasan anak. Program MBG memberi kesempatan yang sama bagi siswa di kota maupun di pelosok untuk tumbuh sehat dan berprestasi.
Riska menegaskan, kualitas gizi yang baik berhubungan erat dengan kemampuan kognitif, konsentrasi belajar, serta daya tahan tubuh yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi akademik. Program MBG yang mulai digulirkan awal tahun 2025 telah memberikan dampak nyata di berbagai daerah, termasuk di Aceh.
"Berbagai daerah di Aceh sudah berjalan dengan baik program MBG ini, dan masyarakat puas karena sangat bermanfaat. Di Aceh Timur, distribusi perdana mencapai 3.497 paket makanan kepada delapan sekolah dengan pengawasan langsung oleh aparat TNI untuk memastikan kualitas dan ketepatan distribusi", jelasnya.
Secara nasional, hingga kuartal pertama 2025, program MBG telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat.
"Pemerintah menargetkan jumlah itu meningkat menjadi 15 juta penerima pada akhir tahun 2025, dan secara bertahap mencapai 82,9 juta penerima hingga 2029,”imbuhnya.
Angka ini kata dia, mencerminkan keseriusan pemerintah dalam membangun generasi Indonesia yang sehat dan tangguh melalui kebijakan berbasis gizi dan Pendidikan.
Dampak jangka panjang program MBG akan terlihat pada peningkatan kualitas belajar siswa dan pemerataan peluang pendidikan antara anak-anak di perkotaan dan di pedalaman.
"Banyak anak di daerah terpencil yang memiliki potensi besar, tetapi sering terkendala kondisi ekonomi dan kurangnya asupan gizi yang memadai. Dengan hadirnya program MBG, beban orang tua berkurang, sementara anak-anak mendapatkan kepastian gizi seimbang di sekolah,"ungkapnya.
Menurutnya, intervensi gizi di usia emas bukan hanya soal tumbuh tinggi dan sehat, tapi juga soal tumbuh cerdas.