Penembakan Warga Kenyala, Dokter: Tidak Ditemukan Proyektil Peluru di Tubuh Pasien

4 hours ago 2

SAMPIT, radarsampit.com – Empat warga asal Desa Kenyala, Kecamatan Telawang, yang diduga ditembak aparat kepolisian saat tertangkap melakukan pencurian buah kelapa sawit, sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD dr Murjani Sampit, Selasa (23/12).

Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Murjani Sampit, dr Muhammad Taufiqurrahman, Sp.Paru, membenarkan bahwa empat korban sempat ditangani pihak rumah sakit usai insiden tersebut.

“Empat orang datang ke IGD. Satu pasien sempat dirawat di Ruang Tulip, sementara tiga lainnya hanya rawat jalan. Namun sekitar pukul 13.00 WIB, pasien yang dirawat meminta pulang atas permintaan sendiri,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pasien yang dirawat mengalami luka tembak di bagian dekat ketiak kanan dan masuk IGD pada Selasa subuh. Setelah dilakukan penanganan medis, luka dibersihkan dan dilakukan pemeriksaan radiologi.

“Hasil rontgen tidak ditemukan serpihan atau proyektil peluru yang tertinggal di tubuh pasien, sehingga tidak dilakukan tindakan operasi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kenyala, Sahewan Harianto, mengungkapkan kronologi kejadian berdasarkan pengakuan keempat warganya yang kini berstatus tersangka pencurian kelapa sawit.

Menurut Sahewan, empat warga tersebut mengakui baru saja pulang dari mencuri buah sawit di area perusahaan. Mereka menggunakan mobil pikap menuju Desa Kenyala sebelum akhirnya berpapasan dengan mobil patroli aparat.

“Kejadian itu terjadi di perbatasan areal PT KKP 3 dan PT Maju Aneka Sawit (MAS) Estate Bakung Mas. Mereka berpapasan dengan mobil patroli yang di dalamnya terdapat tiga anggota Brimob,” ungkapnya.

Versi warga, kata Sahewan, penembakan terjadi tepat saat kedua kendaraan berpapasan. “Menurut pengakuan mereka, tembakan dilepaskan saat berada di atas pikap, tanpa ada peringatan yang mereka pahami,” katanya.

Akibat insiden tersebut, keempat warga mengalami luka tembak di bagian tubuh berbeda dan harus mendapatkan perawatan medis. Namun hingga kini, pihak desa belum dapat memastikan jenis proyektil yang digunakan aparat dalam insiden tersebut.

“Apakah peluru tajam atau peluru karet, kami belum bisa memastikan. Itu harus dibuktikan oleh ahlinya. Yang jelas, tubuh yang terkena tembakan semuanya mengalami luka berlubang,” ujarnya.

Meski demikian, Sahewan menegaskan bahwa dirinya tidak membenarkan tindakan pencurian yang dilakukan warganya. Ia menyatakan pencurian tetap merupakan pelanggaran hukum yang harus diproses sesuai aturan.

“Tindakan mencuri jelas salah dan harus diproses hukum. Tapi kami juga menyayangkan jika memang penggunaan senjata api dilakukan tanpa prosedur yang semestinya,” tegasnya.

Menurutnya, penegakan hukum harus tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan prosedur yang berlaku.

“Kalaupun mereka salah, ada mekanisme hukum yang harus ditempuh. Bukan langsung diberondong peluru. Ini yang sangat kami sesalkan,” pungkas Sahewan.

Sementara itu Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalimantan Tengah, Kombes Pol Erlan Munaji, menyampaikan bahwa tim gabungan dari Polda Kalteng dan Polres Kotim telah turun langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan pendalaman dan penyelidikan.

Halaman: 1 2 3

Read Entire Article
Desa Alam | | | |