Tarif Impor AS vs China, Ini Daftar Komoditi Ekspor Indonesia yang Paling Terdampak (Foto: Shutterstock)
JAKARTA - Tarif impor AS vs China, ini daftar komoditi ekspor Indonesia yang paling terdampak. Penerapan tarif impor sebesar 32% oleh Amerika Serikat terhadap produk-produk asal Indonesia menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan pelaku industri dan pemerintah. Langkah ini dipandang sebagai ancaman serius bagi berbagai sektor ekspor unggulan Indonesia yang selama ini mengandalkan pasar AS sebagai tujuan utama.
1. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT): Terjepit di Tengah Persaingan Global
Industri TPT Indonesia menghadapi tantangan berat akibat kebijakan proteksionisme AS. Penerapan tarif tinggi tidak hanya berpotensi mengurangi daya saing produk tekstil Indonesia di pasar AS, tetapi juga membuka peluang bagi negara pesaing seperti Vietnam dan Bangladesh untuk mengisi celah pasar yang ditinggalkan. Selain itu, kebijakan ini dapat mendorong produsen tekstil domestik untuk mencari pasar alternatif, meskipun proses diversifikasi pasar memerlukan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit.
2. Sektor Alas Kaki: Terpukul oleh Kenaikan Bea Masuk
Produk alas kaki merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia ke AS. Dengan diberlakukannya tarif impor 32%, industri alas kaki nasional diperkirakan akan mengalami penurunan permintaan yang signifikan dari pasar AS. Hal ini berpotensi menyebabkan penurunan produksi dan berimbas pada tenaga kerja yang terlibat dalam sektor ini.
3. Perabotan dan Alat Penerangan: Terancam Kehilangan Pangsa Pasar
Ekspor perabotan dan alat penerangan Indonesia ke AS juga tidak luput dari dampak tarif impor yang tinggi. Peningkatan bea masuk ini membuat produk Indonesia menjadi kurang kompetitif dibandingkan dengan produk dari negara lain yang mungkin dikenakan tarif lebih rendah atau bahkan bebas tarif. Akibatnya, produsen perabotan dalam negeri harus mencari strategi baru untuk mempertahankan pangsa pasar mereka di AS atau mencari pasar alternatif di negara lain.