Tragedi Ratusan Tentara Ditenggelamkan ke Laut Gegara Rebutan Kilang Minyak Indonesia
JAKARTA - Belanda dan Jepang pernah terlibat perang karena rebutan kilang minyak mentah di Indonesia. Hal ini terjadi di tiga wilayah awal di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Saat itu memang Belanda sedang menguasai Indonesia, yang belum merdeka.
Namun, serbuan Jepang ke Hindia Belanda, mengincar dua kilang minyak yang awalnya diproduksi oleh perusahaan Belanda. Jepang menyerbu Tarakan, Balikpapan, dan Palembang, yang ada di Sumatera Selatan. Gerakan itu dimungkinkan setelah pertahanan Belanda di utara Pulau Sulawesi berhasil dilumpuhkan, pada 26 Desember 1941.
Kekuatan udara Jepang tidak menemui kesulitan yang berarti untuk menghancurkan pangkalan dan pertahanan udara Hindia Belanda di Tondano, Sulawesi Utara, seperti yang telah dilakukan terhadap Davao. Pada malam tanggal 10-11 Januari 1942, sejumlah 6.000 tentara Jepang mendarat di Tarakan.
Ladang minyak telah menghentikan pekerjaannya dan kobaran api berkecamuk melanda tangki penampungan hasil pengeboran. Tentara KNIL yang turun semangatnya, sekitar 1.300 tentara, menyerah keesokan paginya, tanggal 12 Januari 1942, sebagaimana dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia V : Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda", Sabtu (10/5/2025).
Namun, kubu pertahanan di pantai terlambat menerima kabar penyerahan itu dan sempat menenggelamkan 2 kapal penyapu ranjau Jepang. Akibatnya, seminggu setelah itu 215 orang prajurit benteng meriam itu dilempar ke laut dalam keadaan tangan terikat di tempat tenggelamnya kedua kapal Jepang itu.
Penghancuran instalasi pengeboran minyak di Tarakan menjadi masalah besar untuk Jepang. Untuk memastikan agar tindakan itu tidak terjadi lagi, dua orang perwira Belanda dikirim ke Balikpapan dengan pesan peringatan, bahwa seluruh prajurit dan kalangan sipil akan dibunuh, jika Jepang tidak memperoleh instalasi pertambangan di kota itu dalam keadaan utuh.
Kedua perwira itu menyatakan bahwa Jepang dapat tiba di tempat itu secara tidak terduga. Pada hari itu juga instalasi pengeboran minyak terbakar. Pada tanggal 21 Januari serangan armada Jepang berangkat dari Tarakan menuju Balikpapan.