6 Fakta Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat

8 hours ago 1

Feby Novalius , Jurnalis-Sabtu, 10 Mei 2025 |07:05 WIB

6 Fakta Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat

6 Fakta Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat. (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA  – Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melambat menjadi 4,8% pada kuartal I-2025. Meskipun demikian, capaian ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja ekonomi negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tetap tumbuh dan menunjukkan ketangguhan di tengah ketidakpastian global.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan dan Perjanjian Internasional, Pahala N. Mansury, menyampaikan optimismenya terhadap prospek ekonomi nasional.

“Kita tentunya masih cukup tetap optimistis. Pemerintah telah mencanangkan program deregulasi dan debirokratisasi, yang kami harap bisa mendorong peningkatan investasi dan ekspor bersih ke depan,” kata Pahala.

Berikut ini Okezone merangkum beberapa fakta menarik terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025, Sabtu (10/5/2025):

1. Penyebab Ekonomi RI Tumbuh Melambat

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, salah satu penyebab utama pertumbuhan ekonomi RI kuartal I hanya 4,87% adalah minimnya belanja pemerintah, yang mengalami kontraksi sebesar 1,38% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal I 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi, yakni 5,11%, sedangkan pada kuartal IV 2024 tercatat 5,02%.

Amalia menyampaikan bahwa penurunan belanja pemerintah pada kuartal I 2025 disebabkan oleh tidak adanya agenda besar nasional seperti pemilu, yang pada tahun sebelumnya mendorong lonjakan pengeluaran negara. Pada kuartal I 2024, pelaksanaan pemilihan umum menjadi faktor utama yang menyebabkan belanja pemerintah meningkat secara signifikan. 

2. Komentar Erick Thohir soal Pertumbuhan Ekonomi RI

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tergolong positif, meskipun tercatat stagnan di angka 4,87% secara tahunan (year-on-year). Menurutnya, capaian ini lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain di tengah situasi ekonomi global yang bergejolak.

"Pertumbuhan 4,87%, saya rasa banyak yang sebelumnya memprediksi akan jauh lebih rendah. Artinya, hasil 4,87% ini cukup baik," ujar Erick.

“Dan kalau kita komparasi juga dengan angka-angka di banyak negara, kita dalam kondisi yang baik dengan situasi seperti ini," paparnya.

3. Proyeksi Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini. BI menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dipengaruhi dampak kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, baik langsung maupun tidak.

"Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2025 diprakirakan berada pada titik tengah kisaran 4,7-5,5 persen year on year (yoy) dipengaruhi oleh dampak langsung dan tidak langsung kebijakan tarif AS," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso.

4. Penopang Ekonomi RI

BPS mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I 2025 atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.665,9 triliun, dan atas dasar harga konstan mencapai Rp3.264,5 triliun.

Kontribusi terbesar terhadap PDB masih berasal dari konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 54,53% dan tumbuh 4,89%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh momentum libur panjang, bulan Ramadan, dan menjelang Idulfitri pada akhir Maret 2025. Konsumsi rumah tangga juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar, yakni 2,61%.

Selain itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi sebesar 28,03% terhadap PDB, meskipun pertumbuhannya melambat menjadi 2,12%, dengan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 0,65%.

Sementara itu, ekspor menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu 6,78%, ditopang oleh meningkatnya nilai ekspor nonmigas dan kunjungan wisatawan mancanegara. Net ekspor menyumbang 0,83% terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini.

Sebaliknya, konsumsi pemerintah memberikan kontribusi negatif sebesar -0,08%, mencerminkan lemahnya peran pengeluaran negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Berita Terkait

Telusuri berita finance lainnya

Read Entire Article
Desa Alam | | | |