Biodata dan Agama Farel Prayoga, Bakat Muda yang Tetap Membumi (Foto: Ist)
JAKARTA - Farel Prayoga berhasil mencuri sejak penampilannya yang memukau dalam acara kenegaraan peringatan HUT RI ke-77 di Istana Merdeka, pada 2022. Saat itu, bocah asal Banyuwangi ini sukses menghibur Presiden Joko Widodo dan para tamu undangan dengan lagu Ojo Dibandingke, hingga membuat suasana jadi cair dan penuh tawa.
Sebagai informasi, Farel Prayoga lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 8 Agustus 2010. Ia merupakan anak dari pasangan berprofesi sederhana, yakni Joko Prayitno yang merupakan sopir angkot, dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Sejak kecil, Farel sudah menunjukkan ketertarikan pada musik, khususnya lagu-lagu bergenre dangdut dan koplo, yang memang kental dalam budaya masyarakat Jawa Timur.

Seiring popularitas yang kian melejit, banyak yang penasaran dengan latar belakang Farel, termasuk soal agama yang dianutnya. Farel Prayoga diketahui memeluk agama Islam sejak lahir.
Farel besar di lingkungan yang sederhana namun religius, di mana nilai-nilai keimanan tetap ditanamkan meski di tengah padatnya jadwal manggung dan sekolah. Di sela-sela kesibukannya, Farel tetap menjalani pendidikan formal dan juga belajar mengaji seperti anak-anak lainnya di kampung halaman.
Farel berhasil menjadi sosok yang inspiratif, dan tak sedikit anak-anak seusianya menjadikannya sebagai anutan karena semangatnya dalam mengejar mimpi. Ia pun dikenal sebagai pribadi yang sopan dan rendah hati, baik saat tampil di atas panggung maupun saat kembali ke rumah.
Tak heran jika penyanyi cilik ini mulai dilirik berbagai label dan produser musik tanah air. Namun Farel tetap memilih untuk tetap dekat dengan keluarganya di Banyuwangi dan tak buru-buru hijrah ke Jakarta.
Sempat viral, Farel dan keluarganya cukup selektif dalam memilih tawaran pekerjaan. Bagi mereka, pendidikan dan karakter anak tetap menjadi prioritas utama.
Sikapnya membuat banyak orang meyakini Farel menjadi contoh nyata positif. Ia menunjukkan seseorang dari kampung kecil di ujung timur Pulau Jawa, bisa lahir suara emas yang mengguncang istana, sekaligus menyentuh hati jutaan orang.