Binti Mufarida
, Jurnalis-Jum'at, 26 September 2025 |06:55 WIB
Presiden Prabowo Subianto dan PM Kanada Mark Carney (Foto: Biro Setpres)
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menceritakan harus mempelajari 9.000 halaman dokumen perjanjian Indonesia dengan Kanada. Hal itu ia lakukan sebelum bertemu Perdana Menteri Mark Carney di West Block, Parliament Hill, Ottawa, pada Kamis, 25 September 2025.
Diketahui, ada tiga kesepakatan utama yang dihasilkan Indonesia-Kanada mencakup bidang perdagangan, pertahanan, serta koneksi antarpelaku usaha.
“Kami mempelajari 9 ribu halaman dokumen perjanjian, ya itu benar, kami begadang semalaman. Tapi bagaimanapun, kami ada di sini untuk menyaksikan dan menandatangani perjanjian besar ini. Jadi saya sangat bangga, saya sangat beruntung menjadi Presiden Indonesia yang membawa ini kembali ke Indonesia,” kata Prabowo, dikutip Jumat (26/9/2025).
Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan bilateral, sekaligus membuka peluang baru bagi kolaborasi yang lebih luas dan berkelanjutan antara kedua negara.
Adapun kesepakatan pertama adalah penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia dan Menteri Perdagangan Internasional Kanada.
Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kerja sama strategis antara Indonesia dan Kanada melalui penandatanganan CEPA yang sangat bernilai secara ekonomi maupun politik serta menjadi momentum bersejarah dalam hubungan kedua negara.