Era Digital, MUI Ingatkan Ukuran Kebenaran Dai Bukan Viral (Ilustrasi/Dok Okezone)
JAKARTA — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan mengingatkan ukuran kebenaran dai pada di era digital seperti saat ini bukanlah viral, melainkan kebenaran hakiki.
1. Viral tapi Kontroversi
Buya Amirsyah menjelaskan, memperjuangkan kebenaran hakikat itu sangat mulia, meskipun mendapatkan tantangan yang berat. Karena itu, ia menilai, dai harus bersatu dan kompak dalam menyampaikan misi dakwah amar ma'ruf nahi munkar yang sejalan dengan visi dan misi MUI.
"Sekarang di era digital semakin banyak viewersnya, maka semakin top. Semakin viral semakin top. Tapi sayangnya dalam bentuk kontroversi," kata Buya Amirsyah di Jakarta, melansir laman MUI, Senin (29/9/2025).
Buya Amirsyah mengingatkan, hal itu menekankan pada viralitas, bukan pada menyampaikan kebenaran hakiki. Karena itu, Buya Amirsyah mengingatkan agar para dai tetap tegak lurus menyampaikan ajaran dari sumber-sumber otentik, seperti alquran, hadits, dan pandangan ulama.
Ia menyayangkan dai yang viral hanya karena kontroversi, kemudiaan dianggap sebagai sebuah kebenaran. Ia pun mengajak para dai memiliki kompetensi, integritas, kepribadian yang kuat dan tangguh.
"Tantangan apapun yang dihadapi di depan mata Insya Allah sanggup dan bisa," ucapnya.
Dia menyoroti sejumlah kasus seperti pelecehan seksual maupun tindakan kriminal lainnya yang marak terjadi. Kasus tersebut membuatnya mengajak para dai untuk merefleksikan diri.