Francesco Bagnaia Menggila di Latihan Bebas 1 MotoGP Jepang 2025, Ducati: Dia Mulai Bangkit!

3 hours ago 1

 Dia Mulai Bangkit!

Pembalap Tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia. (Foto: Instagram/ducaticorse)

MOTEGI – Pembalap Tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia memulai sesi latihan bebas 1 (FP1) MotoGP Jepang 2025 di Sirkuit Motegi dengan gemilang, memimpin catatan waktu dan menandai awal terbaiknya untuk weekend balapan musim ini. Kabar baik itu lantas disambut baik oleh pihak Ducati lantaran dinilai sebagai pertanda kebangkitan Bagnaia!

1. Tanda Kebangkitan Bagnaia

Performa kuat ini secara langsung muncul setelah pembalap Italia tersebut menemukan solusi 'tidak konvensional' untuk mengatasi masalah masuk tikungan yang ia hadapi, yang diujicobakan selama tes di Misano. Jadi, Ducati pun ikut senang karena upaya mereka kini mulai membuahkan hasil.

Setelah serangkaian harapan palsu di seri-seri sebelumnya, sempat muncul keraguan apakah perbaikan dari tes Misano akan benar-benar terbukti di Sirkuit Motegi. Bagnaia dikabarkan menggunakan perpaduan fork dan swingarm 2024 pada motor GP25-nya di trek Jepang.

Keraguan itu pun dijawab pada FP1, Bagnaia berhasil menjadi yang tercepat di sesi tersebut dengan 1 menit 44,857 detik. Catatan itu jauh lebih cepat dari rekan setimnya di Ducati, Marc Marquez, yang berpeluang mengunci gelar juara dunia 2025 akhir pekan ini.

2. Ducati Bahagia

 Instagram/ducaticorse) Francesco Bagnaia. (Foto: Instagram/ducaticorse)

Hasil manis yang diraih Bagnaia itu disambut baik oleh orang-orang yang berada di garasi Ducati. Saat ditanya oleh Jack Appleyard dari Dorna apakah Bagnaia telah bangkit setelah sesi latihan, manajer tim Davide Tardozzi memberikan jawaban tegas.

“Sudah pasti (Bagnaia segera bangkit). Saya benar-benar berpikir begitu. Saya kira sekarang kami telah menemukan jalannya, saya rasa dia bisa berada di posisi yang layak dia dapatkan,” ungkap Tardozzi, dikutip dari Crash, Sabtu (27/9/2025).

Tardozzi menolak menjawab secara langsung mengenai modifikasi spesifik yang dilakukan, tetapi ia menekankan status konsesi ranking A yang dimiliki tim pabrikan melarang mereka melakukan uji coba privat dengan pembalap reguler mereka.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |