Harga Bitcoin Pecah Rekor, Tembus Rp2,1 Miliar

3 hours ago 2

Harga Bitcoin Pecah Rekor, Tembus Rp2,1 Miliar

Harga Bitcoin Pecah Rekor, Tembus Rp2,1 Miliar (Foto: Freepik)

JAKARTA - Bitcoin kembali menorehkan sejarah dengan menembus harga tertinggi sepanjang masa (All-Time High) di level USD126.000 atau sedikit di bawah Rp2,1 miliar per koin. Pencapaian ini menandai tonggak penting bagi pasar aset digital dan menegaskan kembali posisi Bitcoin sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Lonjakan harga tersebut memperpanjang tren positif Bitcoin yang dalam satu tahun terakhir telah meningkat hampir dua kali lipat. Berdasarkan data pasar, harga Bitcoin sempat menyentuh puncak di USD126.080 sebelum stabil di kisaran USD124.700, menunjukkan ketahanan yang kuat meski volatilitas pasar meningkat.

Di sisi lain, Ethereum turut menguat ke level USD4.600, sementara XRP juga mencatatkan kenaikan di US$2,9. Pergerakan ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap aset kripto utama terus meningkat setelah periode konsolidasi selama beberapa bulan terakhir.

Kenaikan Bitcoin kali ini didorong oleh meningkatnya arus masuk dana institusional dan melemahnya dolar AS, yang mendorong investor mencari alternatif aset pelindung nilai. ETF Bitcoin yang diterbitkan oleh sejumlah manajer investasi global seperti BlackRock dan Fidelity juga mencatat arus masuk miliaran dolar dalam sepekan terakhir, mempersempit suplai di pasar spot.

Penurunan cadangan Bitcoin di bursa global ke titik terendah dalam enam tahun turut memperkuat tekanan kenaikan harga. Kondisi ini menandakan banyak investor yang memilih menyimpan Bitcoin di dompet pribadi untuk jangka panjang, memperlihatkan keyakinan bahwa harga masih berpotensi naik.

Vice President Indodax Antony Kusuma menilai rekor harga Bitcoin kali ini tidak hanya mencerminkan euforia pasar, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa aset digital semakin diakui dalam sistem keuangan global.

“Pencapaian harga USD126.000 merupakan bukti nyata bahwa Bitcoin telah memasuki fase kematangan baru. Saat ini, Bitcoin tidak lagi sekadar instrumen spekulatif, melainkan bagian dari strategi diversifikasi aset yang diakui oleh lembaga keuangan besar di seluruh dunia,” ujar Antony di Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Menurutnya, reli harga ini turut didorong oleh meningkatnya partisipasi institusi, bukan hanya investor ritel. “Ketika arus dana besar masuk ke produk-produk berbasis Bitcoin, seperti ETF dan treasury korporasi, meski porsi kepemilikan institusi masih relatif kecil dibanding total suplai, arus dana yang masuk menandakan meningkatnya kepercayaan terhadap infrastruktur aset digital global.,” tambahnya.

Antony juga menjelaskan bahwa karakteristik pasar saat ini berbeda dibandingkan siklus-siklus sebelumnya. “Pada 2021, euforia Bitcoin lebih banyak digerakkan oleh faktor emosional dan partisipasi ritel. Namun kini, penurunan cadangan bursa, hingga permintaan institusional yang stabil,” katanya.

Dia menegaskan bahwa faktor-faktor tersebut menciptakan fondasi yang jauh lebih sehat bagi pertumbuhan jangka panjang. “Kita tidak lagi melihat kenaikan berbasis hype. Kali ini, kenaikan Bitcoin dibangun atas dasar kepercayaan dan penerapan nyata di berbagai sektor, termasuk pembayaran lintas negara, aset treasury, hingga instrumen lindung nilai terhadap inflasi,” jelasnya.

Dari sisi pasar domestik, Antony mencatat peningkatan signifikan dalam aktivitas perdagangan di Indodax seiring dengan rekor harga baru ini. "Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin percaya diri terhadap investasi kripto dan mulai memandangnya sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang,” ungkapnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Berita Terkait

Telusuri berita finance lainnya

Read Entire Article
Desa Alam | | | |