Fahmi Firdaus
, Jurnalis-Selasa, 07 Oktober 2025 |21:47 WIB
Menteri Agama Nasaruddin Umar/Kemenag
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) mendorong agar masjid tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga tumbuh sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat dan penguatan kesadaran ekoteologis.
Pasalnya, masjid memiliki potensi besar untuk membangun kemandirian umat jika dikelola secara profesional dan kolaboratif.
Demikian diungkapkan Menteri Agama Nasaruddin Umar saat membuka Festival Masjid Berdaya Berdampak, di Gedung Kementerian Agama, Jl. MH Thamrin, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
“Jika semua masjid dan musala di Indonesia diberdayakan untuk pengelolaan dana umat secara kolektif, kita bisa menciptakan kemandirian umat tanpa harus terlalu bergantung pada pihak lain,” ujar Nasaruddin.
Dia menyebut konsep ini sebagai manajemen umat, yakni model pengelolaan terpadu yang mengoptimalkan potensi zakat, wakaf, infak, sedekah, kurban, fidyah, kafarat, dan dana sosial lainnya. Dengan sistem yang baik, kemiskinan mutlak dapat dihapuskan.
“Bahkan di masa depan, kebutuhan sosial seperti sembako, LPG, dan layanan dasar bisa dipenuhi melalui jaringan ekonomi umat yang terhubung langsung dengan rumah ibadah,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Menag juga meluncurkan Buku Ekoteologi Islam sebagai simbol langkah konkret Kemenag dalam mengintegrasikan pemberdayaan ekonomi dengan kesadaran lingkungan berbasis nilai-nilai keagamaan.