Menteri Kebudayaan RI hadiri kuliah umum di Universidade Nacional Timor Lorosa'e Timor-Leste. (Foto: dok Kemenbud)
DILI - Dalam sambutannya, Menbud Fadli menyampaikan bahwa Indonesia dan Timor-Leste memiliki kedekatan yang lebih dari sekadar letak geografis. Kedua bangsa, menurutnya, terikat oleh sejarah, bahasa, dan nilai-nilai kultural yang sama.
“Indonesia dan Timor-Leste tidak hanya bertetangga secara geografis, tetapi juga bersaudara secara historis dan kultural, terikat oleh sejarah, tradisi, bahasa, serta nilai-nilai yang sama. Dari ritual adat hingga seni dan tenun ikat, kita berbagi akar budaya yang memperkuat jalinan kebersamaan,” ujarnya.
Fadli menegaskan bahwa people-to-people connections menjadi fondasi utama dalam memperkuat hubungan bilateral, khususnya melalui jembatan budaya. Ia menilai budaya bukan hanya cerminan masa lalu, tetapi kekuatan dinamis yang membentuk masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Budaya adalah soft power yang efektif untuk membangun saling pengertian antarbangsa. Melalui pertukaran budaya dan dialog lintas negara, kita membuka jalan menuju dunia yang lebih damai dan inklusif,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menyoroti langkah konkret diplomasi budaya Indonesia melalui aktivasi Pusat Budaya Indonesia di Timor-Leste, yang baru diresmikan sehari sebelumnya. Pusat Budaya ini menjadi ruang bersama untuk mengenal, memahami, dan merayakan kebersamaan melalui berbagai kegiatan, seperti pemutaran film, lokakarya gastronomi, sastra, dan wastra Indonesia.