Bagas Abdiel
, Jurnalis-Sabtu, 27 September 2025 |04:01 WIB
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting. (Foto: PBSI)
SUWON – Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, harus menelan pil pahit kekalahan di babak 16 besar Korea Open 2025 setelah takluk dari wakil Jepang, Kenta Nishimoto, Kamis 25 September 2025. Kekecewaan Ginting memuncak hingga ia membanting raket di pinggir lapangan setelah merasa dirugikan oleh keputusan wasit di poin krusial yang mengakhiri laga.
Kekesalan tersebut berakar dari insiden yang terjadi di akhir gim kedua. Saat Ginting tertinggal 19-20 dan berpeluang menyamakan kedudukan, shuttlecock yang ia lepaskan dianggap masuk oleh hakim garis, meskipun Ginting meyakini bola tersebut mendarat di luar lapangan.
Protes keras yang dilancarkan Ginting tidak mengubah keputusan wasit. Laga pun berakhir dengan skor 18-21 dan 19-21 untuk kemenangan Nishimoto.
1. Ginting Ungkap Penyebab Kekesalan
Menanggapi kekalahan pahit tersebut, Ginting menjelaskan di gim kedua ia terlalu banyak terseret ke dalam pola permainan Nishimoto. Namun, ia tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap insiden di akhir laga.
"Di gim kedua, saya terlalu banyak masuk ke dalam permainan Nishimoto. Sempat mengejar tapi di terakhir ada insiden yang tidak mengenakkan," ungkap Ginting dalam keterangan pers PBSI, dikutip Sabtu (27/9/2025).

Ginting kemudian mengutarakan pandangannya mengenai keputusan kontroversial tersebut. Baginya, shuttlecock jelas masuk, namun line judge terpengaruh teriakan Nishimoto sehingga menganggap bola sudah keluar.
“Bolanya jelas masuk, tetapi mungkin teriakan lawan ketika bola belum menyentuh karpet membuat line judge kaget dan reflek memutuskan keluar,” sambung Ginting.