Anggie Ariesta
, Jurnalis-Minggu, 28 September 2025 |11:39 WIB
Nilai tukar Rupiah mengalami tekanan sepanjang pekan 22–26 September 2025. (Foto: Okezone.com/Freepik)
JAKARTA – Nilai tukar Rupiah mengalami tekanan sepanjang pekan 22–26 September 2025. Rupiah ditutup melemah pada perdagangan pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (26/9/2025), Rupiah ditutup tipis menguat 0,07 persen ke level Rp16.738 per dolar AS. Namun secara mingguan, rupiah spot telah melemah 0,82 persen dari posisi Rp16.601 pekan sebelumnya.
Pelemahan serupa juga tercatat pada kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), di mana Rupiah melemah 1,19 persen dalam sepekan, dari Rp16.578 menjadi Rp16.775 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, merilis perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah dengan beberapa data.
Pada Kamis (25/9), Rupiah ditutup pada level Rp16.735 per dolar AS, disertai dengan kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun ke kisaran 6,40 persen.
Pada saat yang sama, penguatan dolar AS terus berlanjut ke level 98,55, sementara yield US Treasury (UST) 10 tahun naik ke 4,170 persen.
Pada Jumat pagi (26/9), Rupiah dibuka melemah lagi di level Rp16.750 per dolar AS, dengan yield SBN 10 tahun naik lebih lanjut ke 6,43 persen.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tuturnya.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyebutkan, pelemahan Rupiah didorong oleh sentimen eksternal dan domestik.