Feby Novalius
, Jurnalis-Jum'at, 26 September 2025 |14:55 WIB
AI berkontribusi hingga USD15,7 triliun bagi perekonomian secara global. (Foto: Okezone.com/Freepik)
JAKARTA - Para pemimpin industri teknologi finansial dan asuransi di Indonesia sedang membahas pemanfaatan Agentic AI, kecerdasan buatan yang mampu memahami konteks, mengambil keputusan mandiri, dan bertindak secara intuitif, sebagai pendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Dalam transformasi digital tersebut, disoroti potensi besar AI secara global maupun nasional. Menurut AI National Roadmap Advisor Andreas Tjendra, AI berkontribusi hingga USD15,7 triliun bagi perekonomian secara global. Di Indonesia, World Bank memperkirakan AI dapat memberikan dampak hingga 10% dari PDB nasional.
"Meski sebelumnya kita tertinggal dalam revolusi industri terdahulu, saat ini Indonesia berada pada posisi strategis untuk memimpin Revolusi Nasional AI, berbekal populasi besar dan percepatan adopsi digital,” jelasnya, Jumat (26/9/2025).
Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal II Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Prihartono menekankan kesiapan perusahaan fintech lokal yang disebutnya “beyond ready and beyond aligned” untuk mengadopsi AI. Meski diakuinya bahwa masih ada kendala seperti keterbatasan talenta, infrastruktur, serta keterampilan adopsi.
“AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas, menyederhanakan proses operasional, dan memperkuat keterlibatan pelanggan, sehingga mendorong terciptanya ekosistem keuangan yang lebih dinamis,” ujarnya.