Timnas Indonesia kala berlaga. (Foto: PSSI)
JALAN terjal menanti Timnas Indonesia di babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Meski berat, skuad Garuda siap berjuang keras untuk ubah mimpi jadi realita demi tampil di Piala Dunia 2026.
Ya, bagi sebagian orang, mimpi adalah ‘bunga tidur’ yang dimaknai sebagai proses imajinatif dan ilusif ketika kita sedang terlelap. Sebagian lainnya, memaknai mimpi dengan lebih serius. Sigmund Freud, ahli saraf sekaligus penggagas psikonalisis asal Austria, menganggap mimpi sebagai manifestasi dari keinginan terpendam.
Filosof lainnya, mengibaratkan harapan sebagai mimpi dari seorang yang terjaga. Harapan ini akan menekan seseorang untuk bertindak dan membuat pilihan yang membentuk masa depan. Saat ini, perwujudan dari mimpi itulah yang sedang diupayakan oleh Timnas Indonesia.
1. Jalan Terjal Timnas Indonesia
Dipimpin sang pelatih, Patrick Kluivert, Timnas Indonesia sedang menggantang mimpi ratusan juta orang untuk mengikuti turnamen sepakbola nomor wahid di dunia, yakni Piala Dunia. Kenyataannya, mimpi ini tidak bisa terwujud secara instan. Jalan terjal harus dilalui oleh Skuad Garuda untuk mengubah imaji itu menjadi realita.
Tiga fase kualifikasi yang menguras emosi, kondisi fisik, serta mental harus dilalui oleh Skuad Garuda. Kini, gerbang menuju Piala Dunia sudah di depan mata. Timnas Indonesia akan berjuang di putaran empat kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Lawan yang mereka hadapi kali ini bukan kaleng-kaleng, Arab Saudi dan Irak yang tergabung dalam Grup B akan menjadi penentu nasib mimpi Timnas Indonesia bermain di Piala Dunia 2026. Dua pertandingan akan dimainkan Skuad Garuda di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi.
Arab Saudi akan menjadi lawan pertama bagi Timnas Indonesia. Pasukan Patrick Kluivert sekali lagi akan diuji mentalnya ketika tampil di kandang lawan pada Kamis, 9 Oktober 2025. Memang, sangat ironis karena pertandingan krusial seperti ini justru tidak digelar di tempat netral.
2. Faktor Non-Teknis
Faktor non-teknis seperti ini sedikit-banyak akan mempengaruhi performa sebuah tim. Namun, sang penentu tempat pertandingan, Konfederasi Sepakbola Asia (AFC), nampaknya acuh terhadap hal ini. Keputusan sudah diambil, Skuad Garuda mau tak mau harus mengatasi tekanan suporter -yang seharusnya bukan- tuan rumah.
Kluivert sebagai pemimpin pasukannya juga tak peduli dengan faktor non-teknis seperti ini. Dalam konferensi pers menjelang pertandingan melawan Arab Saudi, Selasa (7/10/2025), pelatih asal Belanda itu menegaskan bahwa Timnas Indonesia sudah siap menghadapi situasi apapun.
“Secara mental, kami sudah siap,” tegas Kluivert.
“Konsentrasi kami sangat tinggi. Semua orang tahu apa yang dituntut permainan ini. Jadi, yang terpenting adalah jangan mengalihkan perhatian dari suasana dan lakukan apa yang perlu dilakukan. Itulah saran saya untuk para pemain,” tambahnya.