5 Alasan Banyak Orang Menghindari Penerbangan Transit Walaupun Murah
JAKARTA - Dalam dunia penerbangan, tiket dengan harga miring sering kali disertai dengan syarat tambahan, salah satunya adalah penerbangan transit.
Meski tarifnya jauh lebih murah dibandingkan penerbangan langsung (direct flight), banyak orang justru menghindari penerbangan transit.
Fenomena ini cukup menarik, karena pada dasarnya harga tiket yang lebih terjangkau biasanya menjadi daya tarik utama bagi banyak pelancong.
Lalu, mengapa banyak orang tetap memilih penerbangan langsung walaupun harus membayar lebih mahal?
Berikut ini adalah 5 alasan utama mengapa penerbangan transit kerap dihindari, bahkan ketika menawarkan harga yang lebih rendah, dirangkum Okezone dari berbagai sumber, Kamis (8/5/2025).
1. Durasi Perjalanan yang Jauh Lebih Lama
Salah satu alasan paling jelas mengapa orang menghindari penerbangan transit adalah waktu tempuh yang lebih panjang. Transit bisa memperpanjang perjalanan hingga berjam-jam, bahkan lebih dari satu hari tergantung pada rute dan lama jeda antar penerbangan.
Bayangkan perjalanan yang seharusnya hanya 5 jam bisa menjadi 15 jam karena harus menunggu 6 jam di bandara transit dan melakukan dua kali proses boarding. Bagi banyak orang, waktu adalah hal yang lebih berharga daripada uang, terutama untuk perjalanan bisnis atau liburan singkat.
2. Risiko Ketinggalan Pesawat Lanjutan
Penerbangan transit menghadirkan risiko operasional seperti keterlambatan pesawat pertama, proses imigrasi yang memakan waktu, atau perbedaan gate boarding yang membingungkan. Hal ini bisa menyebabkan penumpang ketinggalan penerbangan lanjutan (connecting flight).
Bagi sebagian orang, ketegangan dan stres yang timbul karena khawatir tidak sempat naik pesawat selanjutnya membuat penerbangan transit menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan, meskipun tiketnya murah.
3. Kerumitan Mengurus Bagasi
Meski banyak maskapai mengurus bagasi secara otomatis antar penerbangan, pada beberapa kasus atau rute internasional, penumpang harus mengambil kembali bagasi dan check-in ulang saat transit. Terutama, jika melibatkan maskapai berbeda atau negara dengan aturan bea cukai yang ketat.
Situasi ini bisa sangat merepotkan, khususnya bagi yang membawa banyak barang atau bepergian bersama anak kecil. Ada juga risiko bagasi tertinggal atau hilang selama perpindahan, yang menambah ketidaknyamanan.