5 negara Arab penghasil minyak bumi terbesar di dunia. (Foto: Okezone.com)
JAKARTA - 5 negara Arab penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Meski dunia sedang menjalani transisi energi, ladang-ladang minyak di Jazirah Arab masih memompa jutaan barel minyak mentah setiap hari.
Angka ini menjadikan negara Arab sebagai aktor utama yang mengendalikan stabilitas energi dunia. Arab Saudi, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar menyumbang hampir seperlima pasokan global.
Siapa saja mereka, berapa besar produksinya, dan bagaimana masing-masing mencoba menyeimbangkan keuntungan ekonomi dengan tuntutan keberlanjutan?
1. Arab Saudi
Produksi: Kurang lebih 9,0 juta barel per hari (bph) pada April 2025 tertinggi di kawasan.
Cadangan super raksasa Ghawar memberi Kerajaan kelonggaran “spare capacity” Persediaan ekstra yang bisa digerakkan cepat saat harga melonjak.
Lewat program Saudi Vision 2030, Riyadh juga menggencarkan pelatihan teknisi lokal agar industri hulu tidak lagi bergantung pada pekerja asing.
2. Irak
Produksi: Kurang lebih 3,66 juta bph, didorong ladang Rumaila dan West Qurna.
Stabilitas politik yang masih rapuh membuat Baghdad sering kali terlambat meningkatkan infrastruktur pipa. Namun, serikat pekerja di Basra terus menekan agar fasilitas kesehatan dan keselamatan di sekitar rig setara standar internasional.
3. Uni Emirat Arab
Produksi: Kurang lebih 2,91 juta bph setelah kenaikan kuota OPEC+ per April 2025.
ADNOC gencar memakai teknologi injeksi CO₂ untuk meningkatkan recovery rate sambil menekan emisi. Inisiatif “Train for Transition” menyiapkan operator rig menjadi teknisi hidrogen dan surya tanda kesiapan menuju ekonomi rendah karbon.
4. Kuwait
Produksi: Kurang lebih 2,42 juta bph, sebagian besar dari ladang Burgan terbesar kedua di dunia.
Pemerintah menargetkan flaring net-zero 2030 dan menawarkan beasiswa geologi yang mewajibkan lulusan mengabdi di daerah asal, agar manfaat minyak dirasakan sampai level desa.
5. Qatar
Produksi: Kurang lebih 1,32 juta bph angka kecil dibanding ekspor LNG-nya, tetapi tetap krusial bagi pendapatan negara.
Di Al-Shaheen dan Dukhan, QatarEnergy menambah enhanced oil recovery untuk memaksimalkan ladang tua. Pemerintah Doha mewajibkan 30 % tenaga kerja hulu migas adalah perempuan pada 2030, tertinggi di Timur Tengah.