
Ini Pendidikan GKR Mangkubumi, Pewaris Tahta Perempuan Pertama dalam Sejarah Keraton Yogyakarta (Foto: Kraton Yogya)
JAKARTA – Ini pendidikan GKR Mangkubumi, putri sulung HB X dan pewaris tahta perempuan pertama dalam sejarah Keraton Yogyakarta. Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi lahir pada 24 Februari 1972 dengan nama Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari, sebelumnya bernama Gusti Kanjeng Ratu Pembayun.
Dia adalah putri pertama dari pasangan Hamengkubuwana X dengan Ratu Hemas dan seorang Putri Mahkota dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ratu Mangkubumi dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia kemudian dibesarkan di lingkungan Keraton Yogyakarta hingga usia sekolah menengah atas, dengan pernah bersekolah di SMA Bopkri 1 Yogyakarta sebelum pindah ke Singapura. Ratu Mangkubumi kemudian masuk di ISS International School. Setelah lulus SMA, ia kemudian melanjutkan pendidikan di beberapa kolese di California, Amerika Serikat, sebelum akhirnya lulus sarjana di bidang manajemen ritel dari Universitas Griffith di Queensland, Australia.
Pada Juni 2023, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi memperoleh anugerah gelar doktor kehormatan bidang Humane Letters dari Northern Illinois University (NIU), Amerika Serikat. Sebagaimana yang tertuang dalam surat dari NIU tanggal 8 Desember 2022, disebutkan bahwa komitmen GKR Mangkubumi yang luar biasa terhadap filantropi, pelayanan publik, dan kesetaraan adalah beberapa alasan mengapa beliau dinominasikan dan dipilih untuk menerima penghargaan ini.
Awalnya, Gusti Mangku sapaan akrabnya, akan dianugerahi gelar ini pada bulan Mei 2023 di kampus utama NIU di DeKalb. Namun karena berhalangan hadir, pelaksanaan penganugerahan dilaksanakan di Yogyakarta, tepatnya di Pendopo Agung, Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram (UWM).
“Saya belajar menambah ilmu pengetahuan maupun pergaulan sosial melalui dinamika dalam berbagai macam organisasi/lembaga, di antaranya Karang Taruna, KNPI, Gerakan Pramuka, Kadin DIY, dan lain-lain. Melalui organisasi/lembaga inilah menjadi titik di mana saya menyadari bahwa inilah dunia saya, karena saya bisa mendalami masalah-masalah sosial yang ada, seperti kesetaraan gender dalam penguatan pemberdayaan perempuan, problematika UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), masalah lingkungan hidup, akses keadilan bagi masyarakat marginal, hingga isu-isu politik dan ketatanegaraan,” papar Gusti Mangku.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)

















































