Fahmi Firdaus
, Jurnalis-Sabtu, 04 Oktober 2025 |04:05 WIB
Dokumen Autopsi 7 Jenazah Pahlawan Revolusi Tidak Ada Bekas Penyiksaan dan Mutilasi!
JAKARTA - Pasukan RPKAD yang dipimpin Sarwo Edhie Wibowo membongkar Lubang Buaya yang sebelumnya telah dikamuflase oleh orang-orang PKI sebagai tempat jenazah perwira tinggi Angkatan Darat (AD) korban penculikan dan pembunuhan saat G30S.
Jenazah tujuh pahlawan revolusi tersebut diangkat pada tanggal 4 Oktober 1965 atau tepat 60 tahun silam.
Mereka yang kemudian mendapat penghormatan sebagai Pahlawan Revolusi itu adalah Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal S. Parman, Letnan Jenderal M.T Haryono, Mayjen D.I Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Kapten Pierre Tendean.
Lubang Buaya memiliki kedalaman 10 meter. Agar tidak terlihat sebagai sumur, bagian atasnya ditimbun sampah kering, batang pohon pisang, daun singkong serta tanah berselang seling.
Saat diangkat dari kedalaman sumur, seluruh jenazah dalam kondisi memprihatinkan. Namun demikian tidak ada kerusakan mengerikan akibat mutilasi seperti yang digambarkan dalam film Pengkhianatan G30S PKI.
“Kondisi jenazah Pahlawan Revolusi tidak mengalami perusakan atau mutilasi secara mengerikan seperti digambarkan dalam film Pengkhianatan G30S PKI,” demikian dikutip dari buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran, Sejak Nusantara sampai Indonesia (2014), Jumat (3/10/2025).
Jenazah para perwira tinggi diketahui dalam posisi terjungkir, yakni kepala di bawah dan kaki di atas. Secara umum kondisinya telah rusak, yakni sudah menggembung, busuk, mulai pecah-pecah serta mengeluarkan cairan.