Ketua JNI Pangkep: Dana Desa Harus Fokus Garap Potensi Lokal, Bukan Hanya Bangun Fisik

1 week ago 12

PANGKEP — Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Kabupaten Pangkep, Herman Djide, mengkritisi pola pemanfaatan Dana Desa yang dinilainya masih belum menyentuh akar persoalan ekonomi masyarakat desa. Rabu (9/4/2025) saat melakukan diskusi pemanfaatan lahan tidur di kantor lurah Bonto Kio Kecamatan Minasatene 

Menurut Pimpinan Redaksi Media Indonesia Satu yang di dijuluki media seribu portal inimengatakan bahwa dana Desa seharusnya dipusatkan untuk menggali dan mengembangkan potensi lokal yang bisa menjadi sumber pendapatan desa (PAD), bukan hanya difokuskan pada pembangunan fisik seperti jalan atau drainase.

“Kalau tiap tahun hanya bangun fisik terus, sementara warga masih banyak yang menganggur, apa dampaknya jangka panjang? Fisik bisa rusak, tapi potensi lokal kalau dikelola bisa jadi sumber PAD yang berkelanjutan, ” tegas Herman, Selasa (9/4).

Ia mengungkapkan keprihatinan bahwa masih banyak desa di Pangkep yang belum serius mengelola potensi yang ada, seperti kebun, hasil laut, rawa, hingga sungai kecil, padahal semuanya bisa dikembangkan menjadi usaha desa atau destinasi wisata.

“Saya melihat banyak rawa atau sungai kecil yang bisa disulap jadi wisata air, tempat edukasi, bahkan spot kuliner alam. Tapi ini belum banyak digarap. Padahal itu modal desa untuk hidup tanpa tergantung dana dari pusat, ” ujarnya.

Herman menekankan bahwa Dana Desa bukan dana abadi. Suatu saat, dana itu bisa dikurangi atau bahkan dihentikan. Jika desa tidak punya sumber pendapatan mandiri, maka desa akan kesulitan menjalankan roda pemerintahan.

“Kalau Dana Desa berhenti, lalu apa yang bisa menopang ekonomi desa? Ini yang harus dipikirkan sejak sekarang. Jangan tunggu sampai terpaksa baru bergerak, ” lanjutnya.

Ketua JNI Pangkep itu menyarankan agar pemerintah desa menyusun roadmap jangka panjang untuk kemandirian ekonomi desa, dimulai dari pemetaan potensi lokal, pelatihan SDM, hingga pembentukan unit usaha desa atau BUMDes.

Ia juga mendorong agar desa-desa lebih terbuka terhadap ide dan kolaborasi, baik dengan lembaga pendidikan, komunitas kreatif, maupun investor lokal, untuk menggali potensi yang selama ini terpendam.

“Sekarang ini bukan zamannya kerja sendiri. Desa harus berani terbuka, gandeng orang-orang yang punya visi membangun. Anak muda juga harus dilibatkan, ” katanya.

Herman mengkritisi kebiasaan pembangunan yang hanya berorientasi pada proyek tahunan. Menurutnya, pembangunan yang tidak berbasis kebutuhan dan potensi akan jadi beban, bukan solusi.

“Setiap tahun bangun, tapi tidak berdampak ke ekonomi warga. Ini seperti jalan di tempat. Yang dibutuhkan masyarakat adalah pekerjaan dan pendapatan, bukan sekadar jalan beton, ” tegasnya lagi.

Ia berharap ke depan Dana Desa digunakan secara lebih bijak dan strategis, agar desa tidak hanya terlihat berkembang dari sisi infrastruktur, tapi juga tumbuh kuat dari sisi ekonomi dan kemandirian warganya.

“Pembangunan yang hebat adalah yang mengubah hidup orang, bukan sekadar mengubah tampilan desa. Dan itu hanya bisa terjadi kalau kita berani fokus pada potensi lokal, ” pungkas Herman Djide ( bung)

Read Entire Article
Desa Alam | | | |