Jampang Kulon, Sukabumi — Lihatlah di sekeliling saya. Dikelilingi oleh perbukitan hijau dan hamparan sawah yang membentang menyejukkan mata, Desa Pada Jaya benar-benar menawarkan ketenangan yang mungkin sulit ditemukan di tengah hiruk pikuk perkotaan. Di sini, waktu seolah bergerak lebih lambat, memungkinkan kita untuk benar-benar merasakan detak kehidupan pedesaan yang otentik, ungkap seorang warga yang turut hadir dalam kegiatan desa, Juma'at 19 September 2025.
"Di tengah lanskap yang menenangkan itu, pembangunan desa tidak kehilangan arah. Justru keindahan alam menjadi inspirasi bagi Kepala Desa Pada Jaya, Ade Hermawan—yang akrab disapa Ade Noyod—untuk menata desa dengan hati, bukan hanya dengan anggaran. Di bawah kepemimpinannya yang tulus dan visioner, warga bergerak bersama membangun masa depan dengan semangat Sukabumi Mubarokah, " katanya.
Ade Noyod tak hanya hadir sebagai administrator, tetapi sebagai penggerak moral, sosial, dan spiritual. Ia turun langsung ke lapangan, menyapa warga, mendengar keluhan, dan menyusun solusi bersama, jelasnya ketika meninjau lokasi pembangunan jalan lingkungan.
Dari perbaikan infrastruktur, pipanisasi air bersih, hingga penguatan ekonomi lokal berbasis pertanian dan UMKM, semua dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan penuh empati, terangnya saat berdialog dengan kelompok tani dan pelaku UMKM desa.
Tak berhenti di urusan duniawi, Ade Noyod juga aktif mendorong kegiatan keagamaan sebagai fondasi spiritual masyarakat. Pengajian rutin, santunan anak yatim, peringatan hari besar Islam, dan pembangunan sarana ibadah seperti mushola dan majelis taklim menjadi bagian tak terpisahkan dari agenda desa, ujarnya dengan penuh semangat kebersamaan.
Pembangunan Berbasis Kearifan dan Keberkahan
Program konservasi lingkungan, pelestarian mata air, dan penanaman pohon menjadi bagian dari agenda desa yang menyatu dengan tradisi lokal. Di Desa Pada Jaya, pembangunan bukan hanya soal angka, tetapi soal makna. Setiap batu yang ditata, setiap jalan yang dibuka, adalah simbol dari harapan dan keberkahan, katanya saat meninjau lokasi penghijauan bersama pemuda desa.
“Kami membangun desa ini bukan hanya dengan anggaran, tapi dengan hati dan doa. Sukabumi Mubarokah adalah semangat yang kami pegang teguh—karena keberkahan itu lahir dari ketulusan, kebersamaan, dan keimanan, ” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Ia pun menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan bukan milik satu orang, melainkan hasil dari kerja sama seluruh warga, tuturnya saat menutup kegiatan musyawarah desa.
“Saya hanya menjalankan amanah. Yang luar biasa adalah warga saya—mereka yang rela bergotong royong, menyumbang tenaga, pikiran, dan doa. Kalau kita jaga desa dengan hati dan iman, insya Allah desa akan menjaga kita kembali, ” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Dengan semangat itu, Desa Pada Jaya terus melangkah maju. Di sana, pembangunan bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi tentang membangun peradaban kecil yang berakar pada nilai, kebersamaan, keimanan, dan keindahan alam yang menenangkan, pungkasnya.
Dev