PANGKEP SULSEL - Dalam era modern saat ini, pembangunan yang efektif dan berkelanjutan tidak lagi bisa hanya mengandalkan insting atau kebiasaan lama. Kunci utama keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan justru terletak pada satu hal sederhana namun sangat fundamental: data yang akurat dan terbarukan. Tanpa data, perencanaan pembangunan ibarat berjalan dalam gelap—tidak tahu arah, tidak tahu kebutuhan, dan tidak tahu capaian.
Sayangnya, hingga kini masih banyak desa dan kelurahan di Pangkep bahkan di Sulawesi Selatan yang belum memiliki data lengkap tentang wilayah, penduduk, potensi ekonomi, maupun kondisi sosialnya. Banyak kepala desa dan lurah yang masih menganggap pendataan hanya sebagai formalitas administrasi, bukan sebagai alat strategis untuk mengambil keputusan pembangunan. Padahal, tanpa data yang baik, program sebaik apa pun akan sulit tepat sasaran.
Pembangunan desa yang berbasis data mampu mengungkap masalah dan potensi secara lebih akurat. Misalnya, data jumlah pengangguran, tingkat pendidikan, kondisi pertanian, hingga pemetaan kemiskinan akan menjadi dasar menentukan program yang relevan. Desa dengan data akurat dapat menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang realistis dan sesuai kebutuhan masyarakat, bukan sekadar menyalin dari desa lain.
Lebih jauh lagi, data juga menjadi alat penting dalam menarik dukungan dan bantuan dari pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat. Ketika desa mampu menunjukkan data jelas tentang kondisi dan potensi wilayahnya, maka peluang mendapatkan dana, pelatihan, atau proyek percontohan akan jauh lebih besar. Sebaliknya, desa yang datanya tidak jelas seringkali terlewat karena tidak dapat menunjukkan bukti konkret atas kebutuhannya.
Kepala desa dan lurah semestinya menempatkan kegiatan pendataan sebagai prioritas utama di awal masa jabatan. Data tidak cukup hanya dikumpulkan sekali; ia harus terus diperbarui agar tetap relevan. Apalagi dalam kondisi sekarang, perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan sangat cepat. Desa yang tidak memperbarui datanya akan tertinggal dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program.
Berikut poin-poin data paling penting yang harus dimiliki dan dikelola secara akurat oleh desa dan kelurahan untuk menggenjot pembangunan secara cepat, tepat, dan berkelanjutan
🧭 1. Data Dasar Wilayah dan Administrasi
Batas wilayah resmi (peta digital dan fisik).
Luas wilayah (hektar) dan pembagian lahan (sawah, kebun, permukiman, hutan, tambak).
Jumlah dusun/RT/RW dan peta sebarannya.
Jenis wilayah (pesisir, daratan, kepulauan, pegunungan).
Koordinat geografis dan akses infrastruktur utama (jalan, jembatan, pelabuhan).
👨👩👧👦 2. Data Kependudukan dan Sosial
Jumlah penduduk total dan rumah tangga (KK).
Struktur usia (anak, produktif, lansia).
Tingkat pendidikan dan status pekerjaan.
Jumlah keluarga miskin dan kategori kesejahteraan.
Jumlah disabilitas, janda/duda, anak yatim, lansia terlantar.
Data penerima bantuan sosial (PKH, BPNT, BLT, PIP)
🌾 3. Data Ekonomi dan Mata Pencaharian
Jumlah dan jenis usaha masyarakat (UMKM, nelayan, petani, pedagang).
Produksi pertanian, perikanan, dan peternakan (ton per tahun).
Luas dan jenis komoditas unggulan desa.
Harga jual rata-rata hasil produksi.
Akses pasar (lokal, regional, ekspor).
Potensi ekonomi baru (wisata, olahan pangan, hasil laut, energi lokal).
🏗️ 4. Data Infrastruktur dan Layanan Publik
Panjang dan kondisi jalan desa (baik, sedang, rusak).
Akses listrik dan air bersih (persentase rumah tangga terlayani).
Ketersediaan jaringan internet dan sinyal seluler.
Fasilitas pendidikan (PAUD, SD, SMP, SMA).
Fasilitas kesehatan (puskesmas, posyandu, bidan desa).
Fasilitas ekonomi (pasar, kios, BUMDes, koperasi).
💰 5. Data Keuangan Desa
Besaran Dana Desa, Alokasi Dana Desa (ADD), dan Pendapatan Asli Desa (PADes).
Program dan kegiatan yang dibiayai Dana Desa.
Laporan realisasi anggaran per bidang (fisik, sosial, ekonomi).
Aset desa (tanah, bangunan, kendaraan, alat pertanian, alat nelayan).
Keberadaan dan kinerja BUMDes (jenis usaha, omzet, laba).
🌱 6. Data Lingkungan dan Ketahanan Pangan
Ketersediaan dan luas lahan pertanian aktif.
Kualitas tanah, sumber air, dan pola tanam.
Kondisi hutan, mangrove, dan lahan kritis.
Program konservasi lingkungan atau pengelolaan sampah.
Ketersediaan cadangan pangan dan ketahanan pangan rumah tangga.
⚠️ 7. Data Risiko dan Kebencanaan
Peta rawan bencana (banjir, longsor, abrasi, kebakaran, kekeringan).
Riwayat kejadian bencana dan dampaknya.
Jumlah rumah tangga terdampak dan lokasi rawan.
Ketersediaan posko, alat evakuasi, dan logistik darurat.
🕌 8. Data Sosial Budaya dan Kelembagaan
Daftar lembaga desa (BPD, LPM, Karang Taruna, PKK, kelompok tani, kelompok nelayan).
Kegiatan sosial dan budaya masyarakat.
Tradisi lokal dan potensi wisata budaya.
Jadwal kegiatan rutin (gotong royong, posyandu, musyawarah).
🚀 9. Data Inovasi dan Pemberdayaan
Jumlah pelatihan yang pernah dilakukan (pertanian, digital, wirausaha).
Program pemberdayaan perempuan, pemuda, dan UMKM.
Inovasi desa (produk unggulan, digitalisasi pelayanan).
Jejaring kemitraan (dengan perguruan tinggi, LSM, swasta).
💡 Kesimpulan:
Desa dan kelurahan yang memiliki data akurat di sembilan aspek ini akan lebih cepat maju karena bisa:
Menentukan program prioritas secara tepat,
Menarik investasi dan bantuan pemerintah,
Menurunkan kemiskinan dengan terukur,
Meningkatkan partisipasi warga dalam pembangunan, dan
Menjalankan tata kelola pemerintahan yang transparan dan profesional.
Pangkep 11 Nopember 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan

1 week ago
7















































