PANGKEP SULSEL - Pembangunan tidak hanya berbicara tentang infrastruktur atau bangunan megah, tetapi juga tentang bagaimana mengubah pola pikir masyarakat agar lebih kreatif, produktif, dan berdaya guna. Untuk mempercepat laju pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun kesadaran bahwa kemajuan tidak akan datang tanpa perubahan cara pandang terhadap potensi yang kita miliki.
Masih banyak daerah yang memiliki lahan tidur, aset terbengkalai, dan sumber daya alam yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, di balik setiap lahan kosong tersimpan potensi ekonomi yang besar jika dikelola dengan benar. Lahan tidur bukan hanya simbol keterlambatan pembangunan, tetapi juga cermin dari pola pikir yang belum beranjak dari zona nyaman.
Pola pikir lama yang menunggu bantuan, ketergantungan, dan enggan berinovasi harus mulai ditinggalkan. Sebaliknya, dibutuhkan semangat baru yang melihat setiap peluang dari keterbatasan. Perubahan pola pikir ini menjadi kunci dalam menggerakkan pembangunan dari bawah, karena pembangunan sejati lahir dari masyarakat yang mau bergerak, bukan hanya menunggu.
Selain itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memanfaatkan lahan perkebunan secara optimal. Perkebunan bukan hanya sebagai sumber hasil panen, tetapi juga bisa menjadi pusat ekonomi kreatif, edukasi pertanian, dan bahkan wisata alam. Dengan pengelolaan terpadu, lahan perkebunan mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya tarik ekonomi daerah.
Aset-aset daerah yang selama ini terbengkalai pun harus segera dihidupkan kembali. Bangunan lama, lahan bekas proyek, hingga fasilitas yang tidak terpakai bisa disulap menjadi ruang produktif. Pemerintah daerah perlu mendorong kolaborasi dengan masyarakat, koperasi, maupun swasta agar aset tersebut kembali memberikan manfaat bagi publik.
Pemanfaatan peta cuaca juga menjadi hal penting dalam menentukan waktu tanam dan pola produksi. Petani yang melek teknologi cuaca akan lebih efisien dalam mengatur masa tanam, sehingga tidak lagi ada lahan sawah yang dibiarkan menganggur karena salah waktu atau kurang informasi. Dengan membaca peta cuaca, masyarakat bisa berani mengambil langkah yang terukur dan tepat.
Lebih jauh lagi, konsep lahan multidwifungsi perlu menjadi arah baru pembangunan pertanian modern. Lahan yang sama dapat digunakan untuk berbagai kepentingan seperti kebun, empang, pertanian, dan wisata. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkaya pengalaman masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.
Bayangkan jika setiap desa mampu mengembangkan lahan produktif yang berfungsi ganda — ada tanaman pangan, kolam ikan, taman wisata, dan bahkan ruang edukasi. Maka, pembangunan tidak hanya tampak dari sisi ekonomi, tetapi juga dari tumbuhnya kemandirian, kebersamaan, dan kesadaran lingkungan masyarakat desa.
Pada akhirnya, pembangunan yang berkelanjutan bukan hanya soal anggaran, melainkan soal kemauan dan perubahan cara berpikir. Ketika masyarakat berani menggali potensi lahan tidur, menghidupkan aset terbengkalai, dan memanfaatkan lahan secara kreatif, maka roda pembangunan akan bergerak lebih cepat. Dari desa yang bangkit, akan lahir daerah yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Pangkep 30 Oktober 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan

19 hours ago
5

















































