Truk Amblas di Jalan Darurat Sei Lenggana, Lalu Lintas Sempat Macet Panjang

19 hours ago 3

SAMPIT, radarsampit.com – Sebuah truk kembali amblas di jalur menuju jembatan alternatif darurat Sei Lenggana, Jalan Jenderal Sudirman KM 21–22, pada Selasa (28/10/2025). Insiden tersebut memicu kemacetan panjang di lokasi.

Truk yang belum diketahui muatan serta arah perjalanannya itu terperosok di badan jalan darurat, bukan di area jembatannya. ”Ada truk amblas di jalan darurat, tetapi bukan di jembatannya. Saat ini sedang kami evakuasi,” kata Marhara Tua, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.3 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Tengah, saat dikonfirmasi Radar Sampit, Selasa (28/10).

Sejak jalur jembatan darurat diuji coba dan difungsikan pada Kamis (24/7/2025), kemacetan sering terjadi. Kondisi jembatan bahkan beberapa kali mengalami kerusakan akibat dilintasi kendaraan yang melebihi batas muatan 8 ton.

Jalan darurat dibuka sejak Senin (28/7/2025) bersamaan dengan penutupan total Jembatan Sei Lenggana untuk peningkatan pembangunan. Site Manager PT Persada Nusantara Prima, William Leowanto, menjelaskan jembatan darurat sepanjang 30 meter dan lebar 4,7 meter itu kerap menghadapi masalah teknis.

”Beberapa kali ada kejadian ban amblas dan as truk patah. Banyak faktor penyebabnya, mulai dari kondisi kendaraan yang kurang maksimal, muatan berlebih, hingga pijakan ban yang tidak tepat,” ujarnya.

Jembatan darurat tersebut hanya mampu menahan beban di bawah 8 ton, sehingga sistem buka-tutup terpaksa diberlakukan. Namun, pelanggaran masih terjadi.

”Masih banyak kendaraan bermuatan berat melebihi 8 ton memaksa melintas. Ada yang sudah mengurangi muatan, tetapi tak sedikit yang tetap membawa belasan ton. Ini perlu perhatian bersama,” tegas William.

Ia menambahkan pihaknya membangun jalan alternatif berupa timbunan tanah di atas gambut sepanjang 75 meter dari tikungan kanan menuju jembatan darurat, yang disambung dengan 116 meter jalan darurat. Kondisi jalan yang masih berupa tanah serta debu tebal membuat pengendara wajib berhati-hati.

”Jalan ini hanya bersifat sementara sampai pembangunan Jembatan Sei Lenggana selesai. Tidak memungkinkan untuk diaspal atau dilebarkan,” ujarnya.

Antrean panjang terus terjadi setiap hari, terutama pukul 14.00–18.00 WIB, dengan panjang kemacetan mencapai 4–5 kilometer. Sistem satu jalur membuat kendaraan bergerak bergantian setiap 10–15 menit. Kendaraan darurat seperti ambulans dan pemadam tetap diprioritaskan.

Pembangunan Jembatan Sei Lenggana sepanjang 35 x 9 meter merupakan proyek BPJN Wilayah I Kalimantan Tengah yang dikerjakan sejak 7 Mei 2025 dan ditargetkan rampung 3 Desember 2025. Proyek ini dibiayai APBN murni sebesar Rp20.533.451.000.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Kotim AKP Hariyanto menyampaikan kondisi arus lalu lintas sudah kembali normal pada Selasa malam. ”Situasi lalu lintas dari arah Pangkalan Bun–Sampit dan sebaliknya pada pukul 19.31 sudah lancar. Trouble sudah diperbaiki. Kami imbau pengguna jalan lebih berhati-hati dan tidak membawa muatan melebihi 8 ton,” ujarnya.

Jembatan Sei Lenggana merupakan akses vital masyarakat di jalur Sampit–Pangkalan Bun. Selama perbaikan, arus lalu lintas dialihkan ke jembatan sementara yang kapasitasnya terbatas. Kondisi tersebut kerap memicu antrean panjang, bahkan kerusakan jembatan darurat.

Warga berharap pembangunan dapat segera dirampungkan agar perjalanan kembali lancar dan tidak lagi terhambat oleh kerusakan jalur sementara maupun kemacetan berkepanjangan. (hgn/oes/sla)

Read Entire Article
Desa Alam | | | |